Surakarta – Untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di tingkat sekolah dasar, para guru SD di Kota Surakarta mengikuti pelatihan Mendesain Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan Dimensi Kebinekaan Global, Kamis (15/2/2024).
Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan dan keterampilan kepada guru dalam merancang proyek pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai kebinekaan, toleransi, dan kesadaran global kepada peserta didik.
Pelatihan yang diadakan sebagai bagian dari komitmen pemerintah ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan karakter berbasis Pancasila, terutama dalam konteks kebinekaan dan dinamika kehidupan global. Diharapkan kegiatan ini membantu guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang berbasis pengalaman langsung bagi siswa. Narasumber dari Dinas Pendidikan, akademisi, dan praktisi pendidikan turut hadir dalam acara tersebut.
Urgensi P5 Dimensi Kebinekaan Global dalam Kurikulum Merdeka
Kebinekaan adalah aset penting bangsa Indonesia yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda. Di tengah globalisasi, tantangan dalam menjaga nilai persatuan dan toleransi semakin besar. Oleh karena itu, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan Dimensi Kebinekaan Global menjadi strategi untuk membekali peserta didik dengan pemahaman mendalam tentang perbedaan budaya, toleransi, dan kolaborasi global.
Melalui Kurikulum Merdeka, sekolah diberi kebebasan untuk merancang proyek pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal. Pelatihan ini bertujuan agar guru dapat mendesain proyek pembelajaran yang inovatif, memberikan pengalaman belajar bermakna bagi siswa untuk memahami kebinekaan baik di tingkat lokal maupun global.
Rangkaian Kegiatan Pelatihan
Pelatihan ini terdiri dari berbagai sesi teori, praktik langsung, dan diskusi reflektif. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi:
1. Pemahaman Konseptual tentang P5 dan Dimensi Kebinekaan Global
Peserta diberi pemahaman tentang dasar filosofis P5 dan bagaimana kebinekaan dapat diterapkan dalam pembelajaran di SD.
2. Strategi Mendesain Proyek P5 Berbasis Kebinekaan Global
Guru dibekali panduan dalam merancang proyek yang mencakup keberagaman budaya, bahasa, dan perspektif global. Beberapa proyek dirancang untuk mendorong kolaborasi antar sekolah, pengenalan budaya daerah, serta penggunaan teknologi untuk menghubungkan siswa dengan dunia luar.
3. Integrasi Pembelajaran Interaktif dan Kolaboratif
Metode Project-Based Learning (PBL) diterapkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam memahami kebinekaan melalui kegiatan berbasis komunitas dan pertukaran budaya.
4. Evaluasi dan Pengukuran Dampak P5 dalam Pembelajaran
Guru diberikan panduan untuk menyusun instrumen evaluasi berbasis karakter dan diskusi tentang tantangan serta solusi dalam implementasi P5 di sekolah.
Antusiasme Guru dan Dampak Pelatihan
Peserta pelatihan menunjukkan antusiasme tinggi dan mengapresiasi metode baru yang diajarkan. Joko, salah satu peserta, mengatakan bahwa pelatihan ini memberinya wawasan baru dalam mengajarkan nilai kebinekaan dengan cara yang lebih aplikatif.
“Kami biasanya mengajarkan kebinekaan secara teori, tetapi setelah pelatihan ini, saya memahami bahwa kebinekaan harus diintegrasikan melalui pengalaman nyata dan proyek berbasis kolaborasi. Ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa,” ujar Sisca, peserta lainnya.
Sebagai tindak lanjut, para peserta akan mendapatkan pendampingan dan supervisi untuk memastikan implementasi proyek di sekolah. Proyek yang berhasil akan dijadikan best practice yang bisa diterapkan oleh sekolah-sekolah lain di Kota Surakarta.
Pelatihan Mendesain P5 Dimensi Kebinekaan Global dalam Kurikulum Merdeka bagi guru SD Kota Surakarta merupakan langkah strategis dalam membangun pendidikan karakter berbasis Pancasila. Diharapkan kegiatan ini dapat memperkuat kemampuan guru dalam menciptakan pengalaman belajar yang mendorong kesadaran akan keberagaman, toleransi, dan gotong royong di kalangan siswa.
Ke depan, program ini diharapkan dapat diperluas ke seluruh sekolah di Kota Surakarta, sehingga penerapan P5 Kebinekaan Global bisa dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, guru, dan masyarakat, nilai-nilai kebinekaan akan semakin tertanam dalam generasi muda, menjadikan mereka pelajar yang berpikir global namun tetap berakar pada budaya dan nilai-nilai Pancasila.