Boyolali – Para guru di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, mengikuti pelatihan implementasi model Project-Based Learning (PBL) dalam Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali pendidik dengan keterampilan dalam merancang dan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek guna meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa di berbagai mata pelajaran.

Pelatihan yang diselenggarakan pada 20 Februari 2024 ini menghadirkan narasumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali, akademisi, dan praktisi pendidikan. Dalam kegiatan tersebut, peserta mendapatkan pemahaman teoritis serta praktik langsung mengenai konsep, strategi, dan evaluasi pembelajaran berbasis proyek. Para guru yang berasal dari berbagai sekolah dasar dan menengah di Kecamatan Selo juga diajak untuk mengaplikasikan metode PBL sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka.

Urgensi Project-Based Learning dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah. Salah satu model pembelajaran yang diunggulkan adalah Project-Based Learning (PBL), yang memungkinkan siswa belajar melalui proyek nyata yang menuntut mereka untuk berpikir kritis, bekerja sama, serta menyelesaikan masalah secara kreatif.

Berbeda dengan sistem pendidikan tradisional yang cenderung menitikberatkan pemahaman teoritis, penerapan PBL diharapkan membuat pembelajaran lebih bermakna, kontekstual, dan relevan dengan kehidupan nyata. Selain itu, metode ini juga meningkatkan motivasi siswa, membangun keterampilan kolaborasi, serta mengembangkan kemandirian dalam belajar.

Rangkaian Kegiatan Pelatihan

Pelatihan ini terdiri dari beberapa sesi utama, di antaranya:

Pemahaman Konseptual tentang Project-Based Learning (PBL)

Peserta diberikan materi mengenai filosofi, prinsip dasar, serta manfaat PBL dalam Kurikulum Merdeka. Diskusi interaktif juga dilakukan untuk membandingkan metode ini dengan pembelajaran konvensional.

Strategi Perancangan Proyek dalam Pembelajaran

Guru diajarkan cara menyusun proyek berbasis permasalahan nyata sesuai dengan konteks sekolah dan lingkungan siswa.

Implementasi PBL dalam Berbagai Mata Pelajaran

Simulasi penerapan PBL dalam mata pelajaran seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Matematika dilakukan guna menyesuaikan tingkat kompleksitas tugas dengan kemampuan siswa.

Evaluasi dan Refleksi dalam Pembelajaran Berbasis Proyek

Peserta diberikan panduan dalam menyusun rubrik penilaian berbasis keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.

Antusiasme Guru dan Dampak Pelatihan

Para guru menunjukkan antusiasme tinggi dalam memahami dan menerapkan model Project-Based Learning. Salah satu peserta, Andra, mengaku pelatihan ini memberikan wawasan baru dalam merancang pembelajaran yang lebih menarik dan bermakna.

“Biasanya saya mengajar dengan metode ceramah dan latihan soal, tetapi setelah pelatihan ini, saya memahami bahwa siswa akan lebih memahami materi jika mereka terlibat langsung dalam proyek yang menantang mereka untuk berpikir dan bekerja sama. Saya sangat tertarik untuk menerapkan metode ini di kelas saya,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, peserta akan mendapatkan pendampingan dan supervisi berkala untuk memastikan proyek yang mereka rancang dapat diimplementasikan dengan baik di sekolah masing-masing. Hasil proyek dari setiap sekolah juga akan didokumentasikan sebagai contoh praktik baik bagi sekolah lain di Kecamatan Selo.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam membangun pembelajaran yang lebih inovatif dan berbasis pengalaman nyata. Ke depan, program serupa diharapkan dapat diperluas ke sekolah-sekolah lain di Kabupaten Boyolali agar lebih banyak guru dapat memanfaatkan metode Project-Based Learning dalam kelas mereka.

Dengan kerja sama yang erat antara guru, sekolah, pemerintah, dan komunitas pendidikan, inovasi dalam pembelajaran dapat terus berkembang, memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.