Surakarta – Para guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Surakarta mengikuti Pelatihan Implementasi Profil Pelajar Pancasila Dimensi Bernalar Kritis dalam Pembelajaran, Sabtu (22/2/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk membekali guru dengan keterampilan mengembangkan pembelajaran berbasis berpikir kritis agar siswa lebih terampil dalam menganalisis informasi, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan gagasan secara logis.

Pelatihan ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka, yang tidak hanya berfokus pada aspek akademik tetapi juga membangun kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Dengan dukungan Dinas Pendidikan Kota Surakarta, akademisi, dan komunitas pendidikan, pelatihan ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif dan kontekstual.

Pentingnya Dimensi Bernalar Kritis

Di era digital, kemampuan berpikir kritis menjadi keterampilan esensial bagi siswa dalam menghadapi tantangan global dan perubahan teknologi yang pesat. Dimensi Bernalar Kritis dalam Profil Pelajar Pancasila menjadi aspek penting dalam membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga mampu menganalisis informasi secara objektif dan mengambil keputusan berbasis data.

Namun, masih banyak pola pembelajaran yang lebih menekankan hafalan daripada pemahaman mendalam, sehingga siswa kurang mampu mengembangkan keterampilan analitis dan argumentatif. Oleh karena itu, pelatihan ini membantu guru memahami cara menerapkan strategi berpikir kritis di kelas agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Rangkaian Kegiatan Pelatihan

Pelatihan ini terdiri dari beberapa sesi yang mencakup teori dan praktik, di antaranya:

1. Pemahaman Bernalar Kritis dalam Pendidikan

Guru mendapatkan wawasan mengenai konsep berpikir kritis serta penerapannya dalam berbagai mata pelajaran.

2. Strategi Pengajaran Bernalar Kritis

Guru mempelajari metode Inquiry-Based Learning, Problem-Based Learning, dan Discussion-Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

3. Integrasi dalam Kurikulum Merdeka

Guru dilatih untuk menerapkan pendekatan Project-Based Learning (PBL) dalam tugas proyek, diskusi kelas, dan refleksi siswa.

4. Evaluasi Berbasis Berpikir Kritis

Guru diberikan panduan dalam membuat instrumen evaluasi yang dapat mengukur tingkat berpikir kritis siswa secara objektif.

Antusiasme Guru dan Harapan ke Depan

Para guru menyambut baik pelatihan ini. Salah satu peserta, Jeki, mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru serta keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di kelas.

“Saya sebelumnya kesulitan mengajarkan berpikir kritis kepada siswa, tetapi setelah mengikuti pelatihan ini, saya memiliki banyak strategi baru. Saya ingin memastikan bahwa siswa saya bisa berpikir mandiri dan kritis terhadap informasi yang mereka terima,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, peserta akan mendapatkan pendampingan dan supervisi berkala untuk memastikan pendekatan berpikir kritis dapat diimplementasikan secara efektif dalam pembelajaran.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan semakin banyak guru di Kota Surakarta yang memiliki keterampilan dalam mengajarkan berpikir kritis dan membentuk karakter siswa yang mandiri serta mampu memecahkan masalah.