MALANG,DINAMIKAPOS.COM – Pengabdian Masyarakat Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang Gelombang 4, Kelompok 24, tahun 2024 melakukan pembentukan Komunitas Pengrajin Tempe di Desa Beji, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

Kegiatan pembentukan komunitas pengrajin Tempe ini merupakan bagian dari kegiatan kontribusi sosial mahasiswa. Pengabdian Mahasiswa ini dilaksanakan kelompok 24 Gelombang 4 pada tanggal 18 Juli hingga 19 Agustus 2024.

Mochamad Aan Sugiharto, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) menyatakan bahwa komunitas atau perkumpulan adalah wadah organisasi masyarakat desa berdasarkan kesamaan suku, keturunan, atau kebutuhan.

“Membangun komunitas di desa sangatlah penting karena dapat memperkuat solidaritas sosial dan kerjasama ekonomi antar warga, melestarikan budaya lokal, dan mendorong pembangunan desa secara partisipatif dan berkelanjutan,” Ungkap Mochamad Aan Sugiharto.

Selanjutnya, ia menyatakan di desa Beji sendiri memiliki potensi desa yaitu olahan tempenya namun masih bersifat individu.

“Program kerja ini mendapatkan respon positif dari pihak desa dan juga beberapa pengrajin tempe karena dari data BPS disebutkan bahwa Desa Beji merupakan desa dengan icon tempe sebagai potensi desanya,” Pungkasnya.

Selain pembentukan komunitas, kami juga memberikan sosialisasi terkait pentingnya sentralisasi UMKM tempe melalui pembentukan komunitas yang dimana terdapat banyak manfaat di dalamnya. Diantaranya yaitu mempermudah koordinasi antar pengrajin karena dengan adanya komunitas bisa menjadi tempat saling bertukar informasi.

“Kemudian sebagai wadah untuk sumber informasi karena dengan dibentuknya komunitas biasanya bantuan dari dinas dinas yang ada di Kota Batu akan mudah dalam pengorganisirannya,” Urainya.

Sementara Hariyadi selaku Sekretaris Desa Beji mengatakan jika berhasil dilaksanakan, proker ini bagus sekali tapi tantangannya juga cukup berat.

Selanjutnya ia menyatakan dalam pelaksanaanya terbagi menjadi beberapa fase, fase pertama, yaitu pengumpulan data yang dimana wawancara langsung terhadap para pengrajin karena mengingat waktu mereka yang terbatas sehingga harus bertamu dari rumah ke rumah.

Kemudian fase kedua membuat janji temu dengan menggunakan undangan yang dibuat secara resmi melalui pemerintah desa. Dan di fase terakhir yaitu pembentukan komunitas yang bertempat di balai desa Beji.

“Sementara yang paling utama adalah jembatan komunikasi antara pengrajin tempe dengan pemerintah desa. Dengan adanya komunitas tentunya penyaluran informasi menjadi leboh efisien sehingga gerbang komunikasi antara pemerintah desa dengan para pengrajin lebih terbuka,” Katanya.

Salah satu pengrajin tempe Bu Rizky Nurfikayati sekaligus bendahara BUMDES dan juga sekretaris dari komunitas ini memberikan kesan yang positif terhadap pembentukan komunitas.

“Mudah-mudahan dengan terbentuknya komunitas ini bisa membawa dampak positif ya untuk kedepannya,” Ujarnya.

Anggota kelompok penelitian Universitas Muhammadiyah Malang tersebut terdiri dari Alvin Subastian, Rizky Yogi Pratama, Jihan Yumn Syahrina, Muhammad Farhan, Ayu Istiqomah yang berasal dari program studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang serta dibimbing Mochamad Aan Sugiharto selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

 

Pewarta: Zain

Editor: Alex