DINAMIKAPOS.COM – Seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan, industri tekstil, khususnya batik, terus berupaya mengurangi dampak negatif terhadap alam. Salah satu inovasi yang muncul adalah CLC, produk berbasis bahan alami yang berfungsi ganda sebagai pewarna kain dan pelembut alami. Produk ini menggabungkan ekstrak daun jati muda dan lemon, menjadikannya pilihan yang ramah lingkungan sekaligus mendukung industri batik berkelanjutan. Terutama di Rembang, yang dikenal sebagai salah satu sentra pengrajin batik tradisional di Indonesia.

Inovasi ini diprakarsai oleh empat mahasiswa Institut Pertanian Bogor: Selvianing Tiyas, Riska Ikhmawati, Navadika Ramadhini, dan Ahmad Zainul Haqq. Mereka tengah mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 di Universitas Airlangga, Surabaya, yang akan berlangsung pada bulan Oktober mendatang.

Pewarna dan Pelembut Kain Alami yang Ramah Lingkungan

CLC dirancang sebagai solusi “two-in-one” yang menggabungkan pewarna dan pelembut kain dalam satu produk berbahan dasar alami. Produk ini menawarkan tiga pilihan warna: merah, cokelat, dan biru, yang berasal dari bahan-bahan alam sehingga aman bagi lingkungan dan kulit. Kombinasi daun jati muda yang menghasilkan warna dan lemon yang berfungsi sebagai pelembut menciptakan produk tekstil yang efektif sekaligus ramah lingkungan.

Dalam industri batik yang semakin peduli pada kelestarian lingkungan, pewarna alami seperti CLC menjadi pilihan yang tepat. Selain pewarna, produk ini juga menawarkan efek pelembut, memberikan efisiensi dan kualitas tambahan bagi para pengrajin batik.

Mendukung Batik Berkelanjutan di Rembang

Rembang, sebagai salah satu pusat batik tradisional di Jawa Tengah, memiliki sejarah panjang dalam produksi batik dengan motif khas dan penggunaan bahan alami. Kehadiran CLC sebagai pewarna dan pelembut alami memberikan peluang besar bagi pengrajin di Rembang untuk mendukung praktik produksi yang lebih berkelanjutan.

Menurut data Kementerian Perindustrian tahun 2021, sekitar 40% pengrajin batik di Indonesia telah beralih ke zat warna alami (ZWA). Dari 47.000 unit usaha batik yang tersebar di Indonesia, sekitar 18.800 di antaranya telah menggunakan pewarna alami. Kehadiran produk inovatif seperti CLC berpotensi mempercepat transisi menuju industri batik yang lebih ramah lingkungan. Seiring meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk eco-friendly, batik yang dihasilkan dengan pewarna alami semakin diminati, baik di pasar lokal maupun internasional.

Produk Praktis dengan Kemasan Ramah Pengguna

CLC tersedia dalam dua jenis kemasan, yaitu FlipTop 250 mL seharga Rp30.000 dan jerigen 1 L seharga Rp105.000. Kemasan FlipTop memudahkan pengrajin dalam mengaplikasikan produk pada kain, sekaligus membantu menghemat penggunaan produk. Selain itu, kemasan ini dilengkapi dengan panduan penggunaan dalam bahasa Indonesia dan Inggris, memudahkan akses bagi berbagai kalangan pengguna. Produk CLC dapat ditemukan di marketplace seperti Shopee (@CLCdyes) dan TikTok Shop (@clc.dyes).

Legalitas dan Perlindungan Inovasi

CLC tidak hanya berfokus pada inovasi, tetapi juga telah mengamankan legalitas dan perlindungan produknya. Sejak 14 Juli 2024, CLC resmi memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dengan nomor 1407240011307, yang memperkuat status hukum perusahaan ini. Selain itu, pada 13 Juli 2024, CLC juga telah mendaftarkan hak paten untuk invensi berjudul “Kombinasi Ekstrak Daun Jati Muda dengan Lemon sebagai Pewarna dan Pelembut Kain Alami” dengan nomor permohonan S00202406496. Langkah ini diambil untuk melindungi inovasi produk CLC serta memastikan keberlanjutannya di pasar.

Potensi Pasar yang Luas

Produk CLC saat ini telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Lasem, Semarang, Pekalongan, Bogor, Jakarta, dan Riau. Selain itu, CLC juga telah menjalin kemitraan dengan Batik Arrahma Lasem, yang membuka peluang besar bagi perusahaan untuk tumbuh dan berkontribusi dalam mendukung industri tekstil yang lebih ramah lingkungan.

Industri batik berkelanjutan di Rembang bisa memanfaatkan produk CLC untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mempertahankan kualitas batik yang dihasilkan. Seiring tren global yang semakin berfokus pada keberlanjutan, penggunaan produk pewarna alami seperti CLC dapat menjadi nilai tambah bagi industri batik lokal yang ingin bersaing di pasar internasional.

 

Pewarta: Syafi’i

Editor: Hany