BANYUMAS – Dalam dunia bisnis yang semakin dinamis, tantangan yang dihadapi pengusaha semakin kompleks. Salah satu strategi kunci yang dapat menjaga stabilitas bisnis, khususnya di pasar tradisional yang sering mengalami fluktuasi permintaan, adalah forecasting demand atau peramalan permintaan. Terutama bagi pedagang produk dengan ketahanan terbatas, kemampuan untuk memprediksi permintaan sangat menentukan keberhasilan usaha.
Dengan memahami tren pasar, pola musiman, dan pengaruh eksternal seperti cuaca serta kebijakan pemerintah, pemanfaatan forecasting demand memungkinkan pedagang untuk mengelola stok, harga, dan penjualan dengan lebih efisien. Dalam situasi ketidakpastian global dan gangguan rantai pasok yang kerap terjadi, forecasting demand menjadi alat penting untuk menjaga stabilitas bisnis dan mengantisipasi perubahan yang tak terduga.
Salah satu pengusaha yang merasakan manfaat dari strategi ini adalah Pak Arif, seorang pedagang bawang merah di Pasar Tradisional Ajibarang, Banyumas. Awalnya, Pak Arif sering mengalami kerugian akibat salah perhitungan stok. Ketika harga bawang merah turun drastis, stoknya menumpuk dan sebagian menjadi busuk. Sebaliknya, saat permintaan meningkat mendadak, stoknya habis, memaksanya membeli dengan harga lebih tinggi untuk memenuhi permintaan. Situasi ini membuat usahanya berjalan tidak stabil, dengan keuntungan yang sering kali tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkannya.
Namun, setelah mempelajari pendekatan forecasting demand, Pak Arif mulai menggunakan data penjualan masa lalu, tren harga, dan faktor eksternal untuk memperkirakan kebutuhan pasarnya. Dengan menerapkan strategi ini, usaha Pak Arif mulai berubah. Kini, setiap keputusan stok didasarkan pada analisis data, bukan lagi hanya naluri. Ia mulai mencatat pola penjualan bulanan, mengamati lonjakan permintaan menjelang Lebaran, serta memantau perubahan harga di pasar.
Pak Arif menjelaskan, “Peramalan permintaan membantu bisnis saya berjalan lebih lancar, terutama dalam menghadapi fluktuasi pasar yang dipengaruhi oleh musim tanam, kebijakan impor, dan kondisi cuaca. Dengan forecasting demand, kami dapat lebih siap dalam menghadapi perubahan pasar.” Berikut adalah poin-poin penting yang dirasakan Pak Arif dalam menerapkan forecasting demand:
Mengelola Stok yang Optimal
Dengan forecasting demand, pengusaha dapat menentukan stok bawang merah yang dibutuhkan. Stok yang terlalu banyak dapat menyebabkan pembusukan, sementara stok yang sedikit dapat menghilangkan peluang penjualan.
“Dulu, kami hanya bergantung pada pengalaman untuk menentukan jumlah bawang yang harus disiapkan. Namun, setelah memahami perkiraan penawaran, kami dapat memperkirakan jumlah stok yang lebih akurat. Kami menggunakan data penjualan tahun-tahun sebelumnya dan memperhatikan informasi cuaca. Hasilnya, kerugian akibat stok berlebihan bisa diminimalkan,” ujar Pak Arif.
Menentukan Harga Jual yang Kompetitif
Forecasting demand yang akurat memungkinkan pengusaha menyesuaikan harga sesuai dengan kondisi pasar. Misalnya, saat pasokan berkurang, harga bawang merah dapat dinaikkan untuk mempertahankan keuntungan.
“Menjelang Lebaran, permintaan bawang merah meningkat drastis. Dengan data yang ada, kami bisa mempersiapkan stok jauh-jauh hari, sebelum harga melonjak,” tambahnya.
Mengurangi Risiko Usaha
Pasar komoditas seperti bawang merah sering kali dipengaruhi oleh kondisi yang sulit diprediksi, seperti cuaca ekstrem atau kebijakan impor. Forecasting demand yang baik memungkinkan pengusaha memitigasi risiko dengan persiapan yang lebih baik.
“Kebijakan impor sering kali membuat harga bawang merah lokal turun. Dengan peramalan yang tepat, kami bisa mengantisipasi hal tersebut dan mengurangi stok saat harga mulai turun,” jelas Pak Arif.
Dengan adanya forecasting demand, penjual bawang merah seperti Pak Arif dapat mengelola stok dan harga dengan lebih baik serta lebih siap menghadapi berbagai risiko bisnis. Ini menunjukkan bahwa peramalan permintaan merupakan alat penting bagi setiap penjual dalam menghadapi ketidakpastian pasar.
Tantangan dalam Forecasting Demand Bawang Merah
Meskipun forecasting demand memberikan banyak manfaat, pengusaha bawang merah menghadapi tantangan, termasuk data yang tidak selalu akurat. Banyak pengusaha kecil yang tidak memiliki catatan penjualan terstruktur, sehingga sulit memprediksi permintaan. Namun, dengan akses teknologi yang semakin luas, seperti aplikasi pencatatan penjualan dan prediksi cuaca, tantangan ini dapat diatasi. Pengusaha yang memanfaatkan teknologi ini akan lebih mudah mendapatkan data akurat untuk memperkirakan permintaan.
Dengan mengintegrasikan teknologi dan strategi yang tepat, pengusaha bawang merah dapat meraih kesuksesan dalam jangka panjang.
***
*) Oleh Farah Rihhadatul ‘Aisy & Rahab, Magister Ilmu Manajemen, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah.
*) Tulisan opini ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab Dinamika Pos.
*) Rubrik opini di Dinamika Pos terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
*) Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.