BANTEN – Ketahanan pangan merupakan fondasi penting bagi keberlanjutan bangsa. Di tengah tantangan perubahan iklim, ketimpangan distribusi, dan ketergantungan pada impor pangan, pilar ketersediaan (availability) menjadi kunci dalam memastikan ketahanan pangan Indonesia. Artikel ini akan mengulas urgensi memperkuat ketersediaan pangan guna meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Definisi Pilar Ketersediaan
Pilar ketersediaan dalam ketahanan pangan berkaitan dengan keberadaan pangan yang cukup dan berkualitas untuk diakses oleh semua lapisan masyarakat, kapan saja dan di mana saja. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, disebutkan bahwa ketahanan pangan harus meliputi pangan yang aman, bergizi, merata, dan terjangkau.
Tantangan Ketersediaan Pangan
1. Infrastruktur dan Distribusi Pangan: Meski kaya sumber daya alam, Indonesia menghadapi ketimpangan distribusi pangan antara wilayah barat dan timur. Daerah timur sering mengalami kekurangan pangan, sedangkan wilayah barat surplus. Keterbatasan infrastruktur transportasi memperburuk situasi ini, mengakibatkan akses pangan yang tidak merata.
2. Perubahan Iklim: Pola cuaca yang tidak menentu, seperti banjir dan kekeringan, mengurangi produktivitas pertanian. Hal ini mengancam ketersediaan pangan nasional, khususnya bagi komoditas utama seperti beras, yang menjadi pangan pokok mayoritas masyarakat Indonesia.
3. Ketergantungan pada Impor: Ketergantungan pada impor pangan, termasuk beras dan kedelai, memperbesar kerentanan Indonesia terhadap fluktuasi harga global. Ketergantungan ini juga berpotensi mengancam stabilitas pangan dalam negeri jika terjadi krisis pangan di negara eksportir.
Peluang untuk Memperkuat Ketersediaan Pangan
1. Teknologi Pertanian: Penggunaan teknologi modern seperti irigasi pintar, pertanian presisi, dan varietas unggul yang tahan perubahan iklim, dapat meningkatkan produktivitas hasil tani. Adopsi teknologi ini perlu didorong, terutama di kalangan petani kecil.
2. Diversifikasi Pangan: Mengurangi ketergantungan pada beras melalui promosi konsumsi pangan lokal lain seperti sagu, jagung, dan ubi kayu, dapat mengurangi tekanan pada satu komoditas dan meningkatkan ketahanan pangan.
3. Investasi Infrastruktur: Pemerintah perlu memperkuat investasi di infrastruktur seperti jalan, irigasi, dan fasilitas penyimpanan untuk mengurangi ketimpangan distribusi pangan. Kerja sama dengan sektor swasta dalam teknologi penyimpanan dingin juga dapat menjaga pasokan pangan yang segar dan berkualitas.
Kesimpulan
Ketahanan pangan Indonesia sangat bergantung pada ketersediaan pangan. Meskipun ada tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur dan perubahan iklim, peluang untuk memperkuat ketersediaan pangan melalui teknologi dan diversifikasi pangan sangatlah besar. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat menjaga ketersediaan pangan yang berkelanjutan dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
***
*) Ditulis oleh Adil Malis, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten.
*) Tulisan opini ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab Dinamika Pos.
*) Rubrik opini di Dinamika Pos terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
*) Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.