JAKARTA – Perkembangan teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan (AI), telah dengan cepat mengubah wajah industri penyiaran. Dari otomatisasi pembuatan konten hingga analisis data, teknologi ini telah membawa revolusi yang memengaruhi cara kerja jurnalis serta perusahaan media. Untuk menghadapi tantangan ini, Kalbis University, Universiti Malaysia Kelantan, dan Universitas Pembangunan Jaya bersinergi dalam menyelenggarakan webinar bertajuk “Broadcast Journalism Industry in South East Asia” yang sukses menarik lebih dari 230 peserta, terdiri dari mahasiswa dan dosen.
Webinar yang berlangsung pada 22 Oktober 2024 ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam serta solusi terkait tantangan yang dihadapi industri penyiaran di era digital, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Transformasi Digital dalam Industri Penyiaran
AI telah menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam penyiaran, merombak cara produksi, distribusi, hingga konsumsi konten. Ally Iskandar Mohd Mardzi, jurnalis senior dari Malaysia yang hadir sebagai pembicara utama, memaparkan dampak besar dari teknologi ini terhadap industri penyiaran. Dengan pengalaman panjang di dunia broadcasting, Ally menjelaskan bagaimana AI tidak hanya mempermudah pekerjaan jurnalis, tetapi juga mengharuskan adanya perubahan signifikan dalam pola kerja penyiar dan tim redaksi.
“Di dunia yang terus bergerak cepat, kita harus senantiasa bertanya: How can I make it different?,” kata Ally. Pesan ini menggambarkan perjalanan kariernya yang senantiasa berfokus pada inovasi, terutama di tengah transformasi teknologi yang pesat. Ia mendorong peserta untuk berpikir kritis, menemukan cara-cara baru untuk beradaptasi, baik dalam menghadapi maraknya berita palsu (fake news), maupun mengelola derasnya arus informasi yang terus berkembang.
Kolaborasi Asia Tenggara untuk Penyiaran Masa Depan
Selain tantangan teknologi, webinar ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi regional di Asia Tenggara. Kerja sama antarnegara dianggap esensial untuk meningkatkan standar pendidikan jurnalisme dan penyiaran di era digital. Melalui platform ini, Kalbis University, Universiti Malaysia Kelantan, dan Universitas Pembangunan Jaya bertukar wawasan, berbagi pengalaman, serta membangun sinergi guna mencetak jurnalis masa depan yang siap menghadapi tantangan global.
Penyelenggara berharap acara ini bisa menjadi katalis untuk meningkatkan kualitas pendidikan jurnalistik di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat jaringan antar institusi pendidikan di wilayah ini. Webinar ini menegaskan bahwa inovasi, kolaborasi, dan keberanian untuk berubah adalah nilai-nilai penting dalam menghadapi tantangan yang akan datang.
Respon Positif dari Para Peserta
Banyak peserta yang merasa terinspirasi oleh pesan yang disampaikan Ally Iskandar. “Kalimat ‘How can I make it different?’ sangat memotivasi saya untuk tidak ragu mencoba hal-hal baru,” ujar salah seorang peserta. Mereka menyadari bahwa era digital memberikan peluang besar bagi mereka yang berani tampil berbeda dan inovatif.
Penyelenggara menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya acara ini. Mereka juga berharap webinar ini tidak hanya menjadi diskusi semata, tetapi menjadi langkah awal menuju transformasi nyata di industri penyiaran.
Kolaborasi yang ditunjukkan Kalbis University, Universiti Malaysia Kelantan, dan Universitas Pembangunan Jaya adalah bukti nyata komitmen mereka untuk terus berperan aktif dalam memajukan dunia penyiaran melalui kerja sama lintas negara serta peningkatan kualitas pendidikan yang adaptif di era digital.
Webinar ini diharapkan menjadi fondasi untuk menciptakan ekosistem penyiaran yang lebih inovatif, siap menghadapi tantangan kecerdasan buatan, serta memberikan ruang bagi generasi muda jurnalis untuk berkembang dan membawa perubahan positif di industri penyiaran.