DINAMIKAPOS.COM, OPINI – Dalam era digital saat ini, banyak masyarakat yang beralih ke layanan keuangan digital untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Di sinilah konsep Tri Hita Karana dapat berperan penting. Tri Hita Karana adalah filosofi yang berasal dari Bali yang menekankan keseimbangan antara tiga elemen: Parahyangan (hubungan dengan Tuhan), Pawongan (hubungan antar manusia), dan Palemahan (hubungan dengan lingkungan). Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam layanan keuangan digital, kita dapat menciptakan solusi yang tidak hanya efektif tetapi juga berkelanjutan dan sesuai dengan nilai-nilai lokal.
Aspek pertama dari Tri Hita Karana adalah Parahyangan, yang berfokus pada hubungan spiritual dengan Tuhan. Dalam konteks keuangan digital, ini dapat diterapkan melalui prinsip Etika karena dengan menerapkan etika dalam setiap transaksi keuangan digital untuk memastikan bahwa semua kegiatan finansial dilakukan dengan integritas. Selanjutnya adalah adanya transparansi dengan memastikan bahwa semua informasi terkait produk dan layanan keuangan mudah diakses dan dipahami oleh pengguna serta mengembangkan produk yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga memberikan manfaat sosial bagi masyarakat.
Pawongan menekankan pentingnya hubungan antar manusia. Dalam konteks ini, layanan keuangan digital dapat berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan keterlibatan komunitas dengan menggunakan platform digital untuk memfasilitasi interaksi antar anggota komunitas dalam pengelolaan dana bersama. Kemudian, digalinya pendidikan keuangan agar dapat memberikan akses kepada masyarakat untuk belajar tentang pengelolaan keuangan melalui aplikasi dan program pelatihan berbasis digital serta mendorong pembentukan koperasi berbasis digital yang memungkinkan anggota untuk saling mendukung secara finansial.
Aspek Palemahan mengedepankan hubungan dengan lingkungan. Dalam hal ini, keuangan digital dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan melalui investasi berkelanjutan denga mengembangkan produk investasi yang mendukung proyek-proyek ramah lingkungan. Kemudian, pengurangan jejak karbon dengan enerapkan teknologi untuk mengurangi penggunaan kertas dan sumber daya lainnya dalam transaksi keuangan serta dukungan untuk usaha lokal dengan menyediakan platform bagi usaha kecil dan menengah (UKM) yang menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.
Salah satu terobosan yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan aplikasi keuangan yang mengintegrasikan nilai-nilai Tri Hita Karana menjadi langkah awal yang penting. Aplikasi ini harus dirancang dengan mempertimbangkan antarmuka pengguna yang ramah untuk Memastikan bahwa aplikasi mudah digunakan oleh semua kalangan masyarakat. Kemudian adanya fitur edukasi yang menyediakan konten edukatif tentang pengelolaan keuangan dan pentingnya keberlanjutan serta fasilitas pelaporan keuangan yang memudahkan pengguna dalam melacak pengeluaran dan pemasukan mereka secara transparan.
Selain itu, untuk memastikan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan aplikasi tersebut secara maksimal, pelatihan dan pendampingan sangat diperlukan seperti mengadakan sesi pelatihan bagi anggota komunitas tentang cara menggunakan aplikasi dan memahami laporan keuangan serta adanya pendampingan berkelanjutan dengan menyediakan dukungan teknis bagi pengguna baru untuk memastikan mereka dapat menggunakan aplikasi dengan efektif. Disamping itu, melakukan evaluasi secara berkala terhadap penggunaan aplikasi dan dampaknya terhadap komunitas juga diperlukan dengan mengumpulkan umpan balik dari pengguna tentang pengalaman mereka menggunakan aplikasi serta menilai bagaimana penggunaan aplikasi mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Digital financing berbasis Tri Hita Karana menawarkan solusi inovatif yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan praktik keuangan modern. Dengan fokus pada keseimbangan antara spiritualitas, hubungan antar manusia, dan keberlanjutan lingkungan, pendekatan ini tidak hanya meningkatkan akses terhadap layanan keuangan tetapi juga memperkuat komunitas secara keseluruhan. Implementasi prinsip-prinsip Tri Hita Karana dalam layanan keuangan digital dapat menjadi model bagi daerah lain untuk mengikuti jejak tersebut, menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
***
Opini Ditulis oleh Ni Luh Sri Rahayu, Mahasiswa Magister Akuntansi 2024 Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA)