Jakarta – Karya seni instalasi “Renjana Anvaya” karya Ahmad Fauzan Azima, atau Fauzma, menjadi salah satu sorotan utama dalam Basoeki Abdullah Art Award ke-5, yang berlangsung di Galeri Nasional Indonesia dari 22 November hingga 8 Desember 2024. Pameran ini menampilkan 29 karya finalis dengan ide-ide inovatif yang mengusung tema refleksi sosial dan humanisme.

Dengan material kardus bekas, Fauzma menyampaikan pesan mendalam tentang ketimpangan sosial. Renjana Anvaya menggambarkan sosok seseorang yang tidur di emperan toko, mencerminkan kehidupan jalanan yang sering terabaikan. Susunan kardus yang tampak sederhana ini diubah menjadi instalasi penuh makna, mengajak penonton untuk merenungkan keberuntungan yang sering dianggap remeh.

“Kardus sering dipandang sebelah mata. Namun, saya ingin menunjukkan bahwa benda ini bisa menyampaikan pesan besar tentang realitas kehidupan yang penuh ketimpangan,” ujar Fauzma saat menjelaskan inspirasinya dalam wawancara di sela pameran.

Menghidupkan Kesederhanaan dengan Pesan Mendalam

Ditampilkan dengan pencahayaan dramatis, instalasi ini mengundang penonton untuk tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan suasana reflektif yang kuat. Renjana Anvaya membuktikan bahwa seni sederhana dapat menyuarakan isu sosial dengan cara yang menggugah hati dan pikiran.

Warisan Basoeki Abdullah Art Award 2024

Pameran yang berlangsung hingga 8 Desember 2024 ini menegaskan peran seni sebagai medium yang tidak hanya estetis, tetapi juga kritis. Karya seperti Renjana Anvaya menjadi bukti bahwa seni mampu menyampaikan pesan mendalam yang relevan dengan realitas masyarakat.

Meski pameran telah selesai, karya Fauzma dan para finalis lainnya meninggalkan warisan yang menginspirasi dunia seni Tanah Air. Renjana Anvaya kini menjadi salah satu karya yang dikenang sebagai simbol seni kontemporer Indonesia yang menyentuh isu sosial dengan cara yang unik dan bermakna.