Yogyakarta – KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta bekerja sama dengan Indonesia Railways Preservation Society (IRPS) mengadakan kegiatan Napak Tilas Jalur KA Nonaktif Yogyakarta-Magelang pada Sabtu (21/12). Acara ini melibatkan belasan awak media dan anggota IRPS untuk menelusuri jejak sejarah perkeretaapian di jalur yang sudah tidak aktif tersebut.

Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali sejarah perkeretaapian di wilayah Yogyakarta-Magelang.

“Kami mengundang rekan-rekan media untuk bersama-sama mengenal sejarah jalur kereta api ini sekaligus mengajak masyarakat untuk peduli terhadap pelestarian aset bersejarah,” ungkapnya.

Napak Tilas Jalur Bersejarah

Napak tilas ini dikemas dalam bentuk mini touring, di mana peserta berhenti di sejumlah titik bersejarah. Beberapa lokasi yang dikunjungi meliputi bekas Stasiun Tempel, bekas Jembatan KA Kali Krasak, bekas Jembatan KA Kali Pabelan, dan bekas Stasiun Magelang Kota.

Bekas Stasiun Tempel, yang dibangun pada tahun 1895, menjadi salah satu saksi bisu perjalanan kereta api di jalur ini. Penutupan stasiun pada tahun 1976 disebabkan oleh runtuhnya Jembatan Kali Krasak akibat banjir lahar dingin dari Gunung Merapi pada 1975. Saat ini, bangunan utama stasiun masih berdiri dan berfungsi sebagai tempat penitipan anak.

Bekas Jembatan KA Kali Krasak, yang dulu menghubungkan wilayah Jawa Tengah dan DIY, juga menjadi salah satu titik penting dalam napak tilas ini. Jembatan ini pernah runtuh dua kali akibat terjangan lahar dingin. Selain itu, peserta juga diajak mengunjungi Jembatan KA Kali Pabelan, yang dibangun menggantikan jembatan sebelumnya yang rusak.

Sebagai penutup, peserta mendatangi bekas Stasiun Magelang Kota, yang dahulu menjadi stasiun utama untuk akses ke Kota Magelang. Dalam perjalanan, peserta juga melewati sejumlah titik historis lainnya, seperti bekas Stasiun Kutu, bekas Halte Mlati, dan bekas Stasiun Muntilan.

Kompetisi Jurnalistik sebagai Apresiasi

Bersamaan dengan napak tilas ini, Daop 6 Yogyakarta juga menggelar Kompetisi Jurnalistik sebagai bentuk apresiasi kepada insan pers. Kompetisi yang berlangsung sejak 30 November 2024 ini mengangkat tema “Layanan Kereta Api yang Berkelanjutan dan Selamat untuk Transportasi Indonesia.”

Kompetisi ini terdiri dari empat kategori: karya tulis jurnalistik cetak/online, foto jurnalistik, video jurnalistik televisi, dan karya jurnalistik radio. Berikut adalah beberapa pemenangnya:

Karya Tulis Jurnalistik: Amin Kuntari (harianmerapi.com), Putradi Pamungkas (Tribun Solo), Pribadi Wicaksono (tempo.co), Anisatul Umah (Harian Jogja), Mela Arnani (kompas.com).

Karya Foto Jurnalistik: Guntur Aga Tirtana (Jawa Pos Radar Jogja), Muhammad Ihsan Mulya Pratama (Radar Solo), Andreas Fitri Atmoko (Antara Foto), dan lainnya.

Penyerahan hadiah kompetisi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan napak tilas, memperkuat sinergi antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan media dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Melalui kegiatan ini, Daop 6 Yogyakarta tidak hanya mengangkat nilai sejarah perkeretaapian Indonesia, tetapi juga menegaskan pentingnya pelestarian dan edukasi terhadap aset-aset bersejarah bagi generasi mendatang.