DINAMIKAPOS.COM, Opini – Seringkali, kita menganggap bahwa kesehatan gigi hanya berkaitan dengan aspek fisik, tanpa menyadari bahwa masalah gigi yang tidak ditangani bisa berdampak pada kesehatan mental kita. Namun, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa keduanya saling berhubungan erat. Fakta ini sangat penting untuk dipahami, mengingat dampaknya yang luas terhadap kualitas hidup seseorang.

Hubungan Kesehatan Gigi dengan Kesehatan Mental

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Periodontology menemukan bahwa individu yang menderita penyakit gusi kronis lebih rentan terhadap masalah psikologis, seperti depresi dan kecemasan. Penelitian ini menyoroti adanya hubungan yang signifikan antara kesehatan gigi dan gangguan kesehatan mental. Kesehatan mulut yang buruk, seperti penyakit gusi, dapat memperburuk kondisi mental seseorang, menciptakan siklus yang saling memperburuk antara kedua kondisi ini (Mikael Surya Editha, dkk., 2020).

Masalah gigi seperti gigi berlubang, penyakit gusi, atau kehilangan gigi, sering kali memicu perasaan malu yang mendalam, serta mengurangi rasa percaya diri. Perasaan ini dapat berkembang menjadi kecemasan atau bahkan depresi. Menurut penelitian dari American Academy of Periodontology, lebih dari 70% pasien dengan penyakit gusi melaporkan penurunan kualitas hidup, termasuk gangguan psikososial yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa masalah gigi yang tidak ditangani tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada kondisi emosional dan psikologis mereka (Health Liputan 6).

Stres dan Kesehatan Gigi: Siklus yang Memperburuk Keduanya

Namun, hubungan antara kesehatan gigi dan kesehatan mental bersifat dua arah. Stres, kecemasan, dan depresi dapat memperburuk kesehatan gigi. Data dari National Institute of Mental Health (NIMH) mengungkapkan bahwa stres berkepanjangan dapat meningkatkan produksi asam di mulut, yang berpotensi merusak enamel gigi dan menyebabkan masalah gusi. Ini membuktikan bahwa masalah kesehatan mental, seperti stres, dapat langsung berdampak negatif pada kesehatan gigi. Selain itu, stres juga dapat mengganggu perhatian seseorang terhadap perawatan mulut, meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi serius jika dibiarkan tanpa pengobatan (Indrawati Tjahja Notohartojo, dkk., 2019).

Perawatan Gigi sebagai Investasi untuk Kesejahteraan Mental

Menjaga kesehatan gigi tidak hanya soal mendapatkan senyum yang indah, tetapi juga merupakan langkah penting dalam menjaga kesejahteraan mental. Perawatan gigi yang baik seperti menyikat gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan menjalani pemeriksaan rutin ke dokter gigi dapat mencegah masalah besar yang dapat merusak kesehatan fisik dan psikologis. Sebaliknya, menjaga kesehatan mental juga memengaruhi kemampuan kita untuk merawat gigi dengan baik.

Penting bagi kita untuk melihat kebiasaan menjaga kebersihan gigi sebagai investasi jangka panjang untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, baik fisik maupun mental. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mulut, kita semakin menyadari bahwa langkah pertama untuk hidup lebih sehat adalah dengan merawat gigi dan kesehatan mental kita secara bersamaan.

Kesimpulan: Menjaga Kesehatan Gigi dan Mental Secara Bersamaan

Dengan semakin banyak bukti yang menunjukkan hubungan erat antara kesehatan gigi dan kesehatan mental, sudah saatnya kita memperlakukan keduanya dengan serius. Merawat kesehatan gigi bukan hanya untuk senyum yang lebih indah, tetapi juga untuk mendukung kesejahteraan mental yang lebih baik. Mulailah menjaga gigi Anda dengan serius, dan jangan lupakan pentingnya merawat kesehatan mental. Perawatan gigi yang baik akan membawa manfaat jangka panjang, baik untuk tubuh maupun pikiran Anda.

 

 

***

Opini Ditulis oleh Nabila Dwi Partiwi, Mahasiswi Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga.