DINAMIKAPOS.COM, Opini – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang begitu pesat membawa “angin segar” dalam berbagai sektor kehidupan. Namun, di sisi lain, teknologi canggih ini juga banyak yang menyalahgunakan untuk tujuan yang merugikan, salah satunya adalah penipuan. Kemampuan AI dalam meniru pola perilaku manusia, memproses data dalam skala besar, dan menghasilkan konten yang sangat mirip dengan aslinya telah dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melancarkan aksi penipuan yang semakin canggih dan sulit dideteksi, bahkan kita sendiripun terkadang masih bingung dan bertanya tanya “apakah ini AI atau asli ya ?”.
Dampak negatif dari penyalahgunaan AI dalam penipuan sangatlah luas
Pertama, kerugian finansial yang dialami korban dapat mencapai jumlah yang sangat besar. Penipuan yang melibatkan AI seringkali dirancang dengan sangat rapi dan terstruktur, sehingga korban sulit untuk menyadari bahwa mereka sedang ditipu.
Kedua, kerusakan reputasi menjadi masalah serius bagi individu atau organisasi yang menjadi target penipuan. Berita bohong atau informasi palsu yang dihasilkan oleh AI dapat merusak citra dan kepercayaan publik.
Ketiga, meningkatnya ketidakpercayaan terhadap teknologi. Semakin sering terjadi kasus penipuan yang melibatkan AI, semakin besar pula kecurigaan masyarakat terhadap teknologi secara umum.
Keempat, pelanggaran privasi menjadi isu yang tak kalah penting. Data pribadi yang dicuri melalui penipuan AI dapat disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan, seperti pencurian identitas atau pemerasan.
Berdasarkan berbagai penelitian, beberapa teknik penipuan AI yang umum digunakan antara lain adalah Deepfake, phishing yang dipersonalisasi, dan chatbot yang sangat canggih.
Apa Itu Deepfake?
Deepfake adalah teknologi yang memungkinkan pembuatan video atau audio palsu dengan sangat realistis, menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meniru ekspresi wajah atau suara seseorang. Biasanya, deepfake digunakan untuk menciptakan video atau rekaman suara yang tampak seperti orang tersebut melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Ini membuatnya sulit untuk membedakan antara yang asli dan yang palsu, sehingga berpotensi disalahgunakan dalam penipuan atau manipulasi informasi.
Apa Itu Phising Yang Dipersonalisasi?
Phishing yang dipersonalisasi adalah jenis penipuan yang menggunakan data pribadi korban untuk membuat pesan atau email yang sangat relevan dan meyakinkan. Dengan memanfaatkan informasi yang telah diperoleh dari korban, seperti nama, pekerjaan, atau kebiasaan online mereka, penipu dapat membuat pesan yang tampaknya sah dan bisa membujuk korban untuk mengklik tautan berbahaya atau memberikan informasi pribadi. Teknik ini lebih efektif karena pesan yang dikirim terasa sangat personal dan dipercaya oleh korban.
Apa Itu Chatbot?
Chatbot adalah program komputer yang dirancang untuk meniru percakapan manusia. Chatbot ini seringkali digunakan di berbagai aplikasi layanan pelanggan, tetapi dengan kemajuan AI, beberapa chatbot menjadi sangat canggih sehingga bisa berbicara dan merespons seperti manusia asli. Penipu memanfaatkan chatbot untuk berinteraksi dengan korban, sering kali mengelabui mereka dengan cara yang sangat alami, sehingga korban merasa mereka berbicara dengan orang sungguhan
Inilah Upaya Agar Terhindar Dari Penipuan Diatas
Untuk mengatasi masalah penyalahgunaan AI dalam penipuan, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak. Pertama, pemerintah perlu membuat regulasi yang jelas dan tegas terkait pengembangan dan penggunaan AI, terutama dalam konteks keamanan cyber. Regulasi ini dapat mencakup kewajiban bagi AI Engineer untuk menerapkan mekanisme keamanan yang kuat, serta sanksi bagi mereka yang menyalahgunakan teknologi AI. Kedua, peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya penipuan AI sangat penting. Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang berbagai jenis penipuan AI dan cara mengidentifikasinya. Kampanye edukasi yang masif dapat dilakukan melalui berbagai media, baik konvensional maupun digital.
Ketiga, pengembangan teknologi pendeteksi konten palsu yang dihasilkan oleh AI perlu terus dilakukan. Peneliti dan AI Engineer / AI Developer perlu bekerja sama untuk menciptakan alat yang mampu mendeteksi Deepfake, Phishing, dan jenis penipuan AI lainnya dengan akurasi yang tinggi. Keempat, kerja sama lintas sektor sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk mengembangkan solusi yang efektif. Terakhir, pendidikan tentang keamanan cyber perlu dimulai sejak dini, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga. Dengan demikian, generasi muda dapat tumbuh dengan kesadaran yang tinggi tentang pentingnya melindungi diri dari ancaman cyber.
Selain solusi di tingkat sistem, setiap individu juga dapat melakukan beberapa hal untuk melindungi diri dari penipuan AI.
Beberapa tips yang dapat diikuti antara lain
selalu verifikasi informasi yang diterima, terutama jika melibatkan permintaan uang atau data pribadi, waspada terhadap pesan yang tidak terduga, meskipun berasal dari orang yang dikenal. gunakan perangkat lunak keamanan yang memang sudah terpercaya, dan perbarui perangkat lunak secara teratur dan berkala.
Selalu Verifikasi Informasi Yang Diterima
Jadi kita harus lebih memilah informasi Informasi yang kita terima dan tidak langsung percaya dengan informasi tersebut, Contohnya tiba tiba ada yang memberitahu kita ada keluarga kita yang sedang dalam bahaya, jadi kita harus crosscheck terlebih dahulu apakah informasi itu benar atau tidak, yang penting kita harus tetap tenang ketika mendapat kabar seperti itu karena bisa saja kabar itu HOAX
Waspada Terhadap Pesan Yang Tidak Terduga
sering kali penipu tersebut mengirimi kita informasi palsu via chat WA atau SMS seperti kita seolah olah mendapat hadiah seperti mobil dan sepeda motor yang harganya hingga puluhan juta, seperti yang kita tahu, di zaman seperti sekarang tidak ada orang yang akan tiba tiba memberi kita hadiah tanpa kita melakukan sesuatu terlebih dahulu, jadi kita sendiripun harus sadar dan kritis terhadap suatu hal yang memang terdengar seperti mustahil.
Gunakan Software Keamanan Yang Memang Sudah Terpercaya
Jangan download aplikasi “bajakan” atau crack. kita juga harus hati hati dalam menjaga informasi pribadi kita, usahakan jangan menyebar informasi pribadi seperti KTP, KK, dan data data penting lainnya di Internet dan bahkan kalau bisa jangan juga di HP, saran saya simpan saja di Google Drive tersendiri agar lebih aman
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penyalahgunaan AI dalam penipuan merupakan tantangan yang serius yang membutuhkan perhatian lebih dari semua pihak. Dengan menerapkan solusi yang tepat dan meningkatkan kesadaran masyarakat, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari penipuan AI dan menciptakan lingkungan di era digital yang lebih aman.
***
*) Opini Ditulis Oleh Fajar Yusuf Sholaiman, Mahasiswa, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.
*) Tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab Dinamika Pos.
*) Rubrik opini di Dinamika Pos terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
*) Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.