DINAMIKA POS–Banyak anak muda hari ini hidup dengan prinsip YOLO (You Only Live Once). Gaji pertama langsung habis buat iPhone terbaru, nongkrong di kafe setiap akhir pekan, atau liburan ke Bali demi konten Instagram. Kalau ada tren baru, buru-buru ikut biar nggak ketinggalan.
FOMO (Fear of Missing Out) merajalela. Tapi, di sisi lain, ketika akhir bulan datang, dompet tiba-tiba bolong. Lucunya, sebagian besar dari kita tetap merasa baik-baik saja.
Masalahnya sederhana, kita tidak punya disiplin keuangan. Tidak ada tujuan finansial yang jelas, tidak paham cara mengelola uang, dan sering kali terjebak investasi bodong karena tergiur janji kaya instan. Padahal, kalau kita paham cara mainnya, jadi anak muda yang kaya itu bukan sekadar impian, tapi sebuah kepastian.
Kenapa Banyak Anak Muda Gagal dalam Keuangan?
Sebuah survei dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah, hanya sekitar 38% pada 2023. Artinya, mayoritas orang masih belum paham bagaimana cara mengelola uang dengan benar.
Fenomena YOLO dan FOMO semakin memperparah keadaan. Banyak yang berpikir, “Ah, nikmati aja dulu, urusan nanti ya nanti.” Tapi kalau terus begitu, kapan mulai serius membangun aset? Ditambah lagi, anak muda sering jadi target empuk investasi bodong. Janji “return tinggi tanpa risiko” terdengar menggoda, dan akhirnya uang yang dikumpulkan dengan susah payah malah lenyap.
Langkah Sederhana Menuju Kebebasan Finansial
Jadi, bagaimana cara keluar dari lingkaran ini? Jawabannya tidak perlu muluk-muluk. Cukup
mulai dari hal-hal sederhana yang sering kita abaikan.
1. Catat Keuangan Anda
Ini langkah pertama dan paling penting. Anda tidak bisa mengatur uang kalau tidak tahu kemana perginya. Buat catatan sederhana: berapa pemasukan Anda per bulan, dan ke mana saja
uang itu digunakan. Dengan begitu, Anda bisa mulai melihat pola pengeluaran dan memangkas hal-hal yang tidak perlu.
2. Belajar Menabung dan Bangun Dana Darurat
Sebelum memikirkan investasi atau beli aset, pastikan Anda punya tabungan dan dana darurat. Idealnya, dana darurat setara dengan 3-6 bulan pengeluaran bulanan. Ini berguna untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan mendadak.
3. Tahan Diri dari Keinginan Konsumtif
Beli sesuatu karena benar-benar butuh, bukan karena tren. Kalau memang perlu sesuatu, coba tunda selama 30 hari. Jika setelah sebulan Anda masih merasa membutuhkannya, berarti memang perlu. Kalau tidak, artinya itu hanya keinginan sesaat.
4. Pelajari Cara Mendapatkan Income Tambahan
Gaji saja sering kali tidak cukup untuk membangun kekayaan. Manfaatkan waktu luang untuk mencari penghasilan tambahan. Mulai dari freelance, bisnis kecil-kecilan, atau bahkan belajar skill baru yang bisa meningkatkan nilai jual Anda di dunia kerja.
5. Mulai Berinvestasi dengan Ilmu
Investasi itu penting, tapi harus dilakukan dengan benar. Jangan mudah tergiur iming-iming cuan cepat. Pelajari instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda, seperti reksa dana, saham, atau obligasi. Jika masih awam, mulailah dengan investasi yang lebih konservatif sambil terus belajar.
Kesimpulan
Menjadi kaya di usia muda bukan soal keberuntungan, tapi soal strategi dan disiplin. Jika Anda bisa mengatur uang dengan baik, menahan godaan pengeluaran yang tidak penting, dan mulai berinvestasi dengan ilmu yang benar, maka kekayaan bukan lagi impian, melainkan kepastian. Sekarang, pilihannya ada di tangan Anda: tetap hidup dengan pola lama, atau mulai mengambil kendali atas masa depan finansial Anda.
*) Opini Ditulis Oleh Sherwin Siebert, Mahasiswa
Universitas Ciputra Surabaya
*) Tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab Dinamika Pos.
*) Rubrik opini di Dinamika Pos terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
*) Artikel dikirim ke email @Redaksidinamikapos.com
*) Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.