Malang, dinamikapos– Sebuah baliho klub malam bertuliskan “Selamat Datang Maba 2025 from Xoan Social Hub” di Jalan Soekarno-Hatta viral dan menuai sorotan publik.
Penggunaan istilah akademik untuk promosi hiburan malam dinilai merusak reputasi Malang sebagai kota pendidikan.
Guru Besar Sosiologi Agama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. M. Zainuddin, MA, menegaskan pemerintah daerah harus bertindak.
Menurutnya, simbol akademik tidak semestinya dipakai untuk kepentingan komersial.
“Kota Malang ini dikenal sebagai kota pendidikan. Bagaimana cermin dari kota pendidikan itu bisa tampak kalau promosi hiburan justru memakai bahasa akademik? Ini bentuk penyalahgunaan yang harus ditertibkan,” ujar Prof Zainuddin
Ia menambahkan, penataan reklame di ruang publik harus diperketat agar tidak merusak wajah kota.
“Pemerintah daerah harus tanggap, menegur, dan menata. Tidak hanya baliho ini, tapi juga papan-papan reklame lain agar kota tetap indah dan identitasnya terjaga,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya mendorong mahasiswa bersikap kritis dan tidak terjebak promosi yang mengaburkan nilai akademik.
“Mahasiswa harus punya sikap. Jangan hanya menerima mentah-mentah iklan yang mengaburkan antara identitas kota pendidikan dengan hal-hal yang bertolak belakang dari semangat akademik,” tuturnya.
Kasus ini, lanjutnya, menjadi pengingat pentingnya regulasi iklan di ruang publik. Ia menegaskan, penataan reklame tidak bisa dianggap sepele karena turut membentuk wajah dan identitas kota.
“Pemerintah harus cepat, tegas, dan proporsional dalam menertibkan. Malang harus tetap mencerminkan identitasnya sebagai kota pendidikan, bukan sebaliknya,” tandasnya.