PAMEKASAN,DINAMIKAPOS-Ketua Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Jawa Timur, Holik Ferdiansyah, menyoroti pembongkaran bangunan makam di belakang Masjid Jami’ Baitul Atiq, Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, Pasuruan (1/10) sebagai peristiwa yang harus segera mendapat atensi dari Pemkab setempat.
Menurutnya, bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, mempunyai tanggung jawab besar untuk memastikan agar tidak terjadi konflik apapun di tengah masyarakat.
“Sebagai bupati, harusnya Rusdi Sutejo mengantisipasi agar tidak terjadi konflik di tengah msyarakat dengan mengkoordinasikan dengan aparat keamanan,” kata Holik dalam keterangannya, Rabu (8/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa bupati mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan upaya penanganan konflik, mulai dari pencegahan, penghentian dan pemulihan pasca konflik, sesuai dengan Undang-undang No. 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial.
“Tugas bupati sangat jelas di Undang-undang tentang penanganan konflik sosial untuk koordinasikan dengan jajaran Forkopimda dalam penjegahan, penghentian dan pemulihan pasca konflik,” ungkapnya.
“Karena ini tanggung jawab bupati, maka anggaranpun dari APBD,” lanjutnya.
Holik menyangkan terjadinya pembongkaran bangunan makam karena kurangnya antisipasi yang dilakukan oleh bupati Pasuruan.
“Kejadian seperti ini tidak boleh terulang, jangan sampai hal seperti itu menjadi emberio atau sumbu kecil yang bisa menyala dan terus membesar,” jelasnya.
“Peristiwa ini menjadi catatan bagi Rusdi Sutejo agar segera melakukan tindakan preventif dengan melibatkan semua unsur, baik dari aparat keamanan dan masyarakat,” lanjutnya.
Terakhir, Holik mengajak masyarakat tidak terpancing dengan segala upaya untuk memecah belah dan tidak saling menyalahkan.
“Mari kita tetap kondusif, Pasuran milik bersama, harus dijaga bersama, dan yang terpenting jangan terprovokasi oleh kelompok manapun yang mau memecah belah,” tandasnya.
