Jakarta, DINAMIKA POS.COM— Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 diperkirakan mencapai sekitar 5 persen, relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya.
Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan, meski dorongannya belum terlalu kuat.
Penjualan ritel tercatat naik 5,8 persen pada September, sementara inflasi inti tetap terkendali di level 2,2 persen.
“Konsumsi memang membaik, tapi lajunya masih jauh dari kata kuat,” ujar Research Director Prasasti Center for Policy Studies, Gundy Cahyadi, dikutip Jumat (7/11).
Dari sisi moneter, likuiditas menunjukkan perbaikan. Jumlah uang beredar (M2) tumbuh 8 persen secara tahunan, didorong pelonggaran suku bunga Bank Indonesia sejak tahun lalu. Namun, penyaluran kredit masih berlangsung secara bertahap.
Hingga September, realisasi belanja pemerintah mencapai 59,7 persen dari target, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Meski demikian, masih terdapat ruang percepatan di akhir tahun ketika penyerapan anggaran biasanya meningkat.
Investasi juga terus menopang pertumbuhan. Data BKPM mencatat realisasi investasi naik 13,9 persen dibanding tahun lalu, terutama di sektor digital, logistik, dan infrastruktur.
Sementara itu, neraca perdagangan mencatat surplus US$ 5,49 miliar pada Agustus, tertinggi sejak awal 2024. Kinerja ekspor tetap solid, ditopang harga komoditas yang stabil.
“Pertumbuhan sekitar 5 persen mencerminkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global,” tambah Gundy.
