Pamekasan, Dinamika Pos— Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pamekasan mengalokasikan anggaran hingga Rp 1,48 miliar untuk pengadaan buku sekolah.
Anggaran tersebut sebagian besar, yaitu Rp 900 juta, diperuntukkan bagi sembilan Sekolah Dasar (SD) di wilayah setempat. Setiap SD menerima alokasi dana senilai Rp 100 juta.
Sembilan SD penerima alokasi dana tersebut adalah SDN Palesanggar 1, SDN Pegantenan 2, SDN Tanjung, SDN Pasanggar 1, SDN Tebul Timur, SDN Pasanggar 2, SDN Tebul Barat, SDN Palesanggar 2, dan SDN Bulangan Haji.
Selain itu, Disdikbud juga menganggarkan Rp 438,42 juta untuk paket tunggal pengadaan buku perpustakaan sekolah.
Pendanaan pengadaan buku ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pamekasan, dengan tambahan dana dari APBD Perubahan (APBDP) untuk belanja hibah buku dan pengadaan koleksi perpustakaan, yang tercatat dalam Rencana Umum Pengadaan (RUP) tahun 2025.
Namun, sejumlah kepala sekolah mengakui belum menerima bantuan buku tersebut. “Maaf, masih belum,” ujar salah satu kepala SD saat dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025).
Kondisi ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk aktivis Pamekasan. Mahendra, koordinator Forum Mahasiswa Pantura (Formatur), menilai proyek pengadaan buku ini perlu diawasi secara serius.
”Jangan sampai buku Rp 1,4 Miliar ini jadi ‘buku gaib’,” kata Mahendra.
Ia menekankan, nilai anggaran yang besar untuk pengadaan buku seharusnya dapat mendorong kualitas pendidikan di Pamekasan.
”Anggaran Rp 1,48 miliar untuk buku sekolah adalah angka yang sangat besar, ini adalah investasi krusial bagi peningkatan mutu pendidikan di Pamekasan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Mohamad Alwi, Kepala Disdikbud Pamekasan, belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
