DINAMIKAPOS.COM – Pariwisata halal di Jepang mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan Muslim yang berkunjung ke negara tersebut. Banyaknya peningkatan jumlah wisatawan muslim tentu mendesak produsen Jepang untuk menyediakan makanan halal. Pemerintah dan pelaku industri pariwisata Jepang telah mengambil berbagai inisiatif untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim, termasuk penyediaan fasilitas ibadah dan makanan halal.

Berdasarkan data dari Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023, Jepang menarik sekitar 0,2% dari total 110 juta kedatangan wisatawan Muslim secara global pada tahun 2022, yang berarti sekitar 220.000 wisatawan Muslim mengunjungi Jepang pada tahun tersebut. Pariwisata Nasional Jepang mencatat jumlah turis asal Indonesia mengalami kenaikan mencapai 60% sejak tahun 2007, kenaikan yang sama juga dialami turis asal Timur Tengah.

Perkembangan Tempat Ibadah

Dilansir dari laman mainichi.jp Jumlah masjid di Jepang telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 1999, terdapat 15 masjid di seluruh Jepang, dan jumlah ini meningkat menjadi 113 masjid pada Maret 2021. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga Juni 2024, jumlah masjid telah mencapai sekitar 150.

Selain masjid, fasilitas musholla atau ruang sholat juga semakin banyak tersedia di berbagai lokasi publik. Meskipun angka pastinya sulit ditentukan, pada tahun 2020, terdapat sekitar 294 tempat sholat yang tersebar di seluruh Jepang, termasuk masjid dan musholla. Tren ini terus berkembang dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan, bandara, dan tempat wisata yang menyediakan ruang sholat untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim ke negara Jepang.

Di Tokyo ternyata terdapat masjid terbesar di Jepang, yaitu Masjid Tokyo Camii. Masjid ini bukan hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Muslim, tetapi juga simbol toleransi dan keragaman budaya di Jepang. Terletak di kawasan Shibuya, masjid ini memiliki arsitektur megah bergaya Ottoman dan sering menjadi tujuan wisata religi maupun tempat ibadah utama bagi komunitas Muslim lokal serta wisatawan mancanegara. Selain ruang sholat yang luas, Tokyo Camii juga memiliki pusat kebudayaan Turki yang aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan lintas budaya.

Penyediaan ruang sholat tidak hanya terbatas pada masjid tradisional. Dilansir dari laman www.halaltimes.com Banyak pusat perbelanjaan dan bandara di Jepang yang telah menyiapkan ruang sholat untuk kenyamanan wisatawan Muslim. Misalnya, beberapa pusat perbelanjaan besar seperti Matsuya Ginza dan Shibuya Parco di Tokyo telah menyediakan ruang sholat dengan fasilitas lengkap.

Selain itu, Aeon Mall Co. telah mendirikan ruang sholat di tujuh lokasi di berbagai prefektur dan berencana untuk memperluas fasilitas ini di masa mendatang. Inovasi lain yang menarik adalah pengenalan “mobile mosque” atau masjid bergerak, yang dapat menyediakan ruang sholat di berbagai lokasi sesuai kebutuhan. Masjid bergerak ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas dalam menyediakan fasilitas ibadah bagi komunitas Muslim, terutama di acara-acara besar atau di daerah yang belum memiliki masjid permanen.

Ketersediaan Restoran Halal

Ketersediaan restoran halal di Jepang juga mengalami peningkatan. Banyaknya peningkatan jumlah wisatawan muslim tentu mendesak produsen Jepang untuk menyediakan makanan halal. Menurut website www.halalgourmet.jp tercatat dari awal bulan Oktober 2017 sampai November 2019, terdaftar sebanyak 729 restoran yang menyediakan makanan halal, tapi diantaranya hanya ada 185 tempat yang memiliki sertifikasi halal.

Menurut beberapa sumber terbaru, saat ini terdapat lebih dari 800 restoran di Jepang yang menyediakan makanan halal atau ramah Muslim, baik yang telah tersertifikasi halal secara resmi maupun yang menyajikan hidangan tanpa bahan haram. Di Tokyo sendiri, tersedia sekitar 80 restoran halal dan puluhan tempat makan ramah Muslim yang tersebar di berbagai kawasan. Kota-kota besar lainnya seperti Osaka, Kyoto, Sapporo, dan Fukuoka juga telah menyesuaikan diri dengan kebutuhan wisatawan Muslim dengan menghadirkan pilihan kuliner halal.

Perlu dicatat bahwa tidak semua restoran memiliki sertifikasi halal resmi, sebagian hanya menawarkan menu bebas alkohol dan daging babi, atau memiliki dapur khusus untuk penyajian makanan halal. Meskipun terjadi peningkatan, wisatawan Muslim masih menghadapi tantangan dalam menemukan makanan halal, terutama di daerah pedesaan.

Banyak restoran yang menawarkan menu halal juga menyajikan alkohol, yang dapat menjadi perhatian bagi beberapa wisatawan Muslim. Untuk mengatasi hal ini, beberapa restoran telah mulai menawarkan menu khusus halal dan mendapatkan sertifikasi dari lembaga terkait. Jepang tidak memiliki badan pemerintah khusus yang mengatur sertifikasi halal, sehingga proses sertifikasi halal harus dilakukan oleh lembaga-lembaga swasta yang mengikuti standar halal internasional.

Secara keseluruhan, Jepang menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pariwisata halal dengan meningkatkan jumlah dan aksesibilitas tempat ibadah bagi umat Muslim. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan pengalaman positif bagi wisatawan Muslim yang berkunjung ke Jepang.

 

Penulis: Yudha Pratama Putra, Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia.